GCG @perbankan … 080213

Sejak 2007, Saham Perbankan Merangkak Naik
Fri, 8 Feb 2013, 14:07 WIB Headline, Pasar Modal

Hal ini tidak lepas dari dari ketatnya regulator BI dalam menerapan GCG di perbankan. Dwitya Putra

Jakarta–Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui sepak terjang emiten perbankan di bursa yang setiap tahun terus meningkat baik dari sisi kinerja saham maupun fundamental.

Hal ini tidak lepas dari peran regulator yang dinilai sangat ketat dalam menjaga ketahanan industri. Bahkan, bila melihat siklus sektoral saham di bursa, sektor perbankan selalu naik dan tidak terpengaruh dengan kondisi di luar, seperti sektor-sektor lainnya.

“Penguatan tersebut terlihat sejak dari tahun 2007 hingga saat ini. Kinerjanya sangat bagus,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen, kepada wartawan, di gedung BEI Jakarta, Jumat, 8 Febuari 2013.

Hoesen mengatakan, peran perbankan di pasar modal sangat besar. Hal ini tercermin dalam market kapitalisasi pasar perbankan di bursa bila dilihat secara keseluruhan melebihi 17%.

Hal tersebut ditambah dengan penerapan good corporate governance (GCG) yang sangat bagus, baik dilihat dari transparansi, independensi, dan fairnes. ”Jadi, boleh dikatakan hampir seluruh emiten perbankan bagus,” jelasnya. (*)

Tahun Ini Saham BRI Berpotensi Naik ke Rp9.250
Tue, 5 Feb 2013, 13:22 WIB Headline, Pasar Modal infobank

Sepak terjang saham BRI dari 2011 ke 2012 tercatat melonjak signifikan dari level sekitar Rp5.000an menjadi level Rp7.000an. Bagaimana pada tahun ini? Dwitya Putra

Jakarta–Rencana pemerintah menaikkan target Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2013 hingga Rp36 triliun dinilai bakal menjadi pendorong saham PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk untuk terus bergerak naik tahun ini.

Hal ini mengacu pada porsi penyaluran KUR BRI yang selalu paling besar setiap tahunnya. Terakhir, dari KUR yang ditargetkan pemerintah sebesar Rp30 triliun pada 2012, bank yang dikomandoi Sofyan Basir sukses menyalurkan KUR hingga Rp19 triliun.

“Dengan catatan Non Performing Loan (NPL) dari penyaluran tersebut bisa terus ditekan seminim mungkin. Dengan tingkat pengembalian UKM yang baik, otomatis fundamental BRI terus menguat,” kata Analis Trust Securities Reza Priambada saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa, 5 Januari 2013.

Hal ini, lanjutnya, bukan tanpa alasan, mengingat sepak terjang saham BRI sepanjang 2011 hingga 2012 tercatat melonjak dari level sekitar Rp5.000an menjadi level Rp7.000an.

Terakhir, berdasarkan pantauan dari awal Januari hingga saat ini, saham BRI telah tercatat meningkat sangat signifikan dari level Rp6.950 menjadi Rp8.100. Dengan kondisi tersebut bukan tidak mungkin saham BRI terangnya masih bisa tembus di kisaran level Rp8.250-Rp8.300.

“Ketika kondisi market fluktuatif di tahun lalu saja BRI berhasil menjaga kinerja sahamnya di kisaran level Rp8.100, bukan tidak mungkin sampai akhir tahun bisa tembus Rp9.250,” tutup Reza. (*)